Istilah ini mungkin belum terlalu akrab di telinga Anda, namun bukan berarti kondisi yang jarang. Diperkirakan 1 dari 4 orang dewasa Indonesia berusia 40 tahun atau lebih memilikinya.
Apakah sindrom metabolik? Sindrom metabolik adalah sekelompok kondisi yang sering hadir bersama-sama yang meningkatkan risiko Anda terkena diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Anda disebut memiliki sindrom metabolik bila memiliki setidaknya 3 dari 5 kondisi berikut:
- Lingkar perut di atas normal (obesitas sentral)
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Trigliserida di atas normal
- High density lipoprotein (HDL) di bawah normal
- Glukosa darah puasa tinggi.
Tabel di bawah menjelaskan setiap faktor risiko secara lebih rinci. Meskipun masing-masing komponen dari sindrom metabolik meningkatkan risiko kematian yang terkait dengan masalah kardiovaskular, risiko ini jauh meningkat bila hadir bersama-sama. Semakin banyak komponen sindrom metabolik yang hadir, semakin tinggi angka kematian kardiovaskular. Bila Anda memiliki sindrom metabolik, Anda dua kali lebih mungkin untuk meninggal dan tiga kali lebih mungkin untuk mendapatkan serangan jantung atau stroke dibandingkan mereka yang tidak memilikinya. Anda juga lima kali lebih mungkin untuk terkena diabetes tipe 2.
Kriteria untuk Diagnosis Sindrom Metabolik | |
Faktor Risiko (3 dari 5) |
Kriteria
|
Lingkar perut besar |
Lingkar perut di atas 90 cm (pria) atau 80 cm (wanita)
|
Trigliserida di atas normal |
150 mg/dL atau lebih
|
HDL (kolesterol baik) rendah |
Kurang dari 40 mg/dL (pria) atau 50 mg/dL (wanita)
|
Tekanan darah di atas normal |
Salah satu atau keduanya:
130 mm Hg atau lebih (angka atas) 85 mm Hg atau lebih (angka bawah) |
Gula darah di atas normal |
Gula darah puasa 100 mg/dL atau lebih
|
Sindrom metabolik juga dikenal sebagaisindrom resistensi insulin atausindrom X.
Gejala
Sindrom metabolik biasanya tidak memiliki gejala langsung. Sebagian besar faktor risiko terkait dengan sindrom metabolik tidak memiliki tanda-tanda atau gejala, kecuali pinggang besar yang mudah terlihat. Dokter dapat mendiagnosis sindrom metabolik dengan mengukur tekanan darah dan lingkar pinggang Anda dan meminta tes darah sederhana untuk mengetahui kadar kolesterol, trigliserida, dan gula darah.
Masalah medis yang terkait sindrom metabolik berkembang secara bertahap dari waktu ke waktu. Beberapa orang mungkin memiliki gejala gula darah tinggi (jika memiliki diabetes) atau gejala tekanan darah tinggi (jika memiliki hipertensi). Gejala gula darah tinggi yang mungkin hadir adalah rasa haus yang meningkat, sering buang air kecil, terutama pada malam hari, kelelahan dan penglihatan kabur. Tekanan darah tinggi umumnya tidak memiliki tanda-tanda atau gejala. Namun, beberapa orang pada tahap awal hipertensi mungkin merasakan sakit kepala, pusing, atau mimisan lebih sering dari biasanya.
Penyebab
Penyebab yang mendasari sindrom metabolik masih belum diketahui pasti, namun resistensi insulin dan obesitas sentral dianggap faktor yang signifikan. Genetika, aktivitas fisik, penuaan, kondisi proinflamasi dan perubahan hormonal juga mungkin turut berperan.
1. Resistensi insulin
Resistensi insulin berarti tubuh Anda tidak menggunakan hormon insulin secara efektif sebagaimana mestinya. Sistem pencernaan Anda memecah karbohidrat menjadi glukosa, yang kemudian berpindah dari usus Anda ke dalam aliran darah. Saat tingkat glukosa darah Anda naik, pankreas mengeluarkan insulin ke dalam aliran darah Anda. Insulin ini memungkinkan glukosa untuk pindah ke sel-sel otot Anda dari darah Anda. Setelah masuk sel, glukosa dibakar bersama dengan oksigen untuk menghasilkan energi.
Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel dalam tubuh (hati, otot rangka dan jaringan lemak) menjadi kurang sensitif dan akhirnya resisten terhadap insulin. Glukosa tidak lagi dapat diserap oleh sel-sel tetapi tetap berada dalam darah, sehingga memicu produksi insulin yang lebih banyak (hiperinsulinemia) untuk memproses glukosa itu. Produksi insulin yang terus-menerus tinggi akhirnya dapat membuat sel-sel beta di pankreas yang memproduksi insulin kelelahan. Ketika sel-sel itu tidak lagi mampu memproduksi insulin yang cukup, glukosa darah tinggi (hiperglikemik) dan Anda akan didiagnosis menderita diabetes tipe 2. Bahkan sebelum ini terjadi, dampak kerusakan sudah muncul di tubuh. Resistensi insulin merupakan fitur khas yang mendasari sindrom metabolik dan diabetes tipe 2 karena sangat terkait dengan penyimpangan glukosa dan metabolisme lemak. Resistensi insulin meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah Anda, menyebabkan kerusakan pada arteri, meningkatkan tekanan darah dan merusak sistem mikrovaskulertubuh (menyebabkan kerusakan ginjal, mata dan saraf).
2. Obesitas sentral
Obesitas sentral adalah ketika timbunan utama lemak tubuh berada di sekitar perut dan tubuh bagian atas. Hal ini ditandai oleh lingkar pinggang yang lebih besar dari normal dan tubuh menjadi “berbentuk seperti apel”. Sebagai aturan umum, jika lingkar pinggang Anda di atas 90 cm atau lebih (laki-laki) atau 80 cm atau lebih (perempuan), Anda mungkin perlu untuk menurunkan berat badan.
Lemak tubuh meningkatkan kolesterol dan trigliserida dalam otot rangka, yang merusak sekresi insulin, meningkatkan kadar glukosa darah dan risiko diabetes. Kelebihan jaringan lemak di perut juga memicu inflamasi sitokin yang meningkatkan resistensi insulin dalam otot-otot rangka. Selain itu, obesitas sentral juga terkait dengan penurunan produksi adiponektin, yang memiliki fungsi antidiabetes, anti-aterosklerosis dan anti-inflamasi.
Pencegahan/Pengelolaan
Sindrom metabolik memiliki beberapa penyebab yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan. Anda tidak dapat menahan proses penuaan dan kerentanan yang bersifat bawaan (genetik). Namun, Anda bisa menghilangkan resistensi insulin dan kelebihan lemak di perut Anda.
Terapi lini pertama untuk sindrom metabolik adalah perubahan gaya hidup, termasuk penurunan berat badan, peningkatan aktivitas fisik, diet yang sehat dan berhenti merokok. Perubahan gaya hidup juga dapat membantu membalikkan atau mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes dan komplikasi dari kondisi tersebut.
- Penurunan berat badan: jika Anda kelebihan lemak di sekitar pinggang, Anda perlu menurunkan berat badan.
- Peningkatan aktivitas fisik: olahraga 30 menit sehari dengan latihan moderat dapat membantu Anda menurunkan berat badan, menurunkan resistensi insulin, menurunkan tekanan darah, dan LDL (kolesterol jahat), meningkatkan HDL (kolesterol baik), dan mengurangi risiko diabetes dan penyakit jantung
- Diet yang sehat: pilihlah makanan yang sehat untuk menurunkan berat badan dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung atau diabetes.
- Berhenti merokok: bila Anda merokok, Anda harus segera menghentikannya. Selain menyebabkan penyakit jantung, merokok meningkatkan kadar trigliserida dan menurunkan HDL.
Kadang-kadang perubahan gaya hidup saja tidak cukup, dokter Anda mungkin akan meresepkan obat-obatan untuk membantu mengelola faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, glukosa darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Rekomendasi:
Konsumsilah paket produk di bawah ini:
PLASHITABA: Mengatasi Demam tinggi, Typus, Liver, Jantung, Darah tinggi/Rendah, Stroke, Gangguan Pencernaan dan Metabolisme, Regenerasi Sel Mati, Peradangan, Maag dan sebagai Suplemen Stamina dan Vitalitas.
Harga Rp 40.000,-
Isi : 10 sachet ( 20 Kapsul)
VIRJINT: Mengatasi Kegemukan, Kolesterol, Asam Urat, Rematik Hepatitis, HIV, Ambeien/Wasir, Penstabil Gula Darah, Pembakar Kalori.
Harga Rp 50.000,-
Isi : 30 Kapsul
Pemesanan Hub: 085240976887 atau BB PIN: 28140973